KEGIATAN ISRA MI’RAJ DI SMAN 1 BERGAS “HIKMAH PERJALANAN SUCI MENUJU GENERASI MUDA ISLAMI”

Selasa, 11 Februari 2025 – SMAN 1 Bergas mengadakan kegiatan dalam rangka memperingati Isra Mi’raj yang mengusung tema “Hikmah Perjalanan Suci Menuju Generasi Muda Islami”. Kegiatan kali ini panitia menyiapkan tempat di gedung serbaguna SMAN 1 Bergas.

Kegiatan ini bertujuan supaya kita lebih menghormati Baginda Rasulullah saw, serta menambah ilmu untuk kita semua,” ujar Bapak Mansur, selaku ketua organisasi Rohis SMAN 1 Bergas.

Dalam pembukaan kali ini, Ibu Titik Rahayu selaku Kepala Sekolah memberikan sambutannya. Beliau menyampaikan bahwa Isra Mi’raj adalah perjalanan atau peristiwa Nabi untuk menerima wahyu. Beliau menyampaikan salah satu dari wahyu yang diterima adalah kewajiban untuk melaksanakan salat lima waktu. Manfaat dari melaksanakan salat adalah melatih kedisiplinan diri dan mencegah dari perbuatan keji. “Jangan sekali-kali meninggalkan salat. Jadilah generasi yang tidak meninggalkan salat,” ujar beliau.

Rangkaian kegiatan kali ini untuk acara inti diisi oleh Kyai Haji Karyadi selaku pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlas di Pabelan, Kabupaten Semarang. Beliau menyampaikan beberapa perihal bahwa majelis mencari ilmu, majelis pengajian semacam ini merupakan sarana untuk mempermudah kita menuju ke surga Allah SWT. “Barangsiapa mau melangkahkan kaki menuju sebuah tempat di mana tempat itu ia berniat mencari ilmu, maka kata Rasulullah saw dimudahkanlah untuknya oleh Allah jalan menuju ke surga.” Kata ‘Isra’ berasal dari kata ‘Sara’ yang diartikan sebagai ‘perjalanan malam’, sedangkan kata ‘Mi’raj’ diartikan sebagai ‘kenaikan’ atau ‘kendaraan untuk naik’.

Jadi, Nabi Muhammad melakukan perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian dinaikkan bertemu dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha. Diharapkan semoga setelah kegiatan Isra Mi’raj ini, salatnya menjadi lebih baik. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa di kehendaki baik oleh Allah (siapapun orangnya) akan dipahamkan tentang ilmu agama”. Inti dari perjalanan Isra’ Mi’raj yaitu diperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah. Tapi, yang paling inti adalah adanya perintah menjalankan salat 5 waktu. Imam al-Ghazali mengatakan, “Bahwasannya waktu rasul ibadah, artinya ibadah salat itu menjadi inti daripada ibadah.”

Salat sudah menjadi ukuran di dunia dan di akhirat. Kenapa seperti itu? Di dunia, Allah sudah mempertegas dalam salah satu ayatnya, “Inna shalata tanha anil fahsya i wal munkar” yang artinya, “Sungguh salat itu bisa mencegah/ mengantisipasi perbuatan-perbuatan yang jelek dan munkar” (pacaran, mencuri, mabuk, dll.). Itu bisa dicegah dengan yang namanya salat. Jika kalian ingin baik dalam segala hal, perbaikilah salatmu. Kata yang lebih enaknya, “Perbaikilah salatmu maka Allah akan memperbaiki apapun yang ada pada dirimu, masa depanmu, kebahagiaanmu, dan kesuksesanmu.” Ini tergantung dengan kualitas salat yang kalian lakukan. Maka, jangan sepelekan salat ini, karena menjadi tolak ukur dunia dan akhirat ini menjadi parameter.

1. Salat pertama kali yang akan dihisap oleh Allah di Padang Mahsyar nanti adalah amal salat.
2. Salat itu menjadi tiang/pilar agama. Iman itu tiang penyangga.

“Maka barangsiapa yang menjalankan salat, maka anda termasuk orang-orang yang berjasa menegakkan agama Islam ini. Barang siapa meninggalkan salat atau bahkan tidak pernah menjalankan salat 5 waktu, maka anda semua termasuk orang-orang yang menghancurkan Islam” (Naudzubillahi min dzalik).

Penulis: Keysha Alivya A, Wulan Karomah M