School Info
Sunday, 19 Jan 2025
  • SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SMAN 1 BERGAS - WELCOME TO OFFICIAL WEBSITE SMAN 1 BERGAS - SMANSAGAS JAYA - JUARA, BERBUDAYA DAN BERAKHLAK MULIA
  • SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SMAN 1 BERGAS - WELCOME TO OFFICIAL WEBSITE SMAN 1 BERGAS - SMANSAGAS JAYA - JUARA, BERBUDAYA DAN BERAKHLAK MULIA
28 August 2024

Wow, Asyiknya Belajar Sejarah Langsung ke Situsnya

Wed, 28 August 2024 Read 58x Berita

Kabupaten Semarang adakah sebuah kabupaten yang memiliki banyak kekayaan sistus-situs bersejarah, dari sejarah masa Hindu-Buddha sampai masa kemerdekaan, di antaranya Candi Gedong Songo, Candi Ngempon, Benteng Willem I, Benteng Willem II, Stasiun Ambarawa, Stasisun Tuntang, dan Mesum Palagan Ambarawa, dan masih banyak lagi lainnya.

Dengan banyaknya situs-situs tersebut menjadikan Kabupaten Semarang memiliki potensi wisata sejarah yang bagus. Selain itu, juga menjadi sarana untuk belajar bagi siswa sekolah.

Berbicara mengenai pelajaran sejarah, banyak yang beranggapan sejarah adalah pelajaran yang membosankan karena kaitannya dengan pelajaran hafalan. Namun, sejarah akan menjadi menyenangkan jika guru mengemasnya dengan acara yang berbeda yaitu dengan cara lawatan ke situs-situs bersejarah.

Dengan mengadakan lawatan tersebut, tentunya akan membuat peserta didik merasa senang. Hal ini lah yang memotivasi bagi guru sejarah disalah salah satu SMA di Kabupaten Semarang, tepatnya guru sejarah SMA Negeri 1 Bergas melakukan lawatan ke situs sejarah bersama peserta siswa-siswi, tepatnya melakukan lawatan ke candi yang belum terlalu terekspos yaitu Candi Ngempon.

Candi Ngempon adalah Candi Hindu yang berada di wilayah Kabupaten Semarang. Candi Ngempon terletak di Kelurahan Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, berjarak sekitar dua kilometer dari Pasar Karangjati.

Candi Ngempon terdiri atas sembilan candi, namun hanya empat saja yang telah direkonstruksi atau dibangun. Sepintas candi-candi tersebut tampak sama, namun ada satu candi yang berukuran lebih besar.

Di area sekitar candi dahulu diyakini merupakan pusat penggemblengan para kasta brahmana untuk dididik sebagai mpu, atau empu, baik di bidang, olah kanuragan, sastra budaya, maupun kerohanian.

Oleh karena itu, tempat situs candi tersebut berada dikenal dengan nama Ngempon, yang berasal dari kata empu atau ngempu. Posisi ini sanget dekat dengan SMA Negeri 1 Bergas itu sendiri, sehingga ketika siswa mengadakan kunjungan ke situs tersebut.

Waktu belajar mereka tidak akan tesita karena jauhnya perjalanan, sehingga guru bisa memberikan pembelajaran secara efektif, dan siswa akan tetap semangat karena energi mereka masih tetap terjaga.

Berbicara mengenai Candi Ngempon, candi ini pertama kali ditemukan oleh warga sekitar candi secara tidak sengaja pada 1952 oleh seseorang yang bernama Kasri.

Saat itu, dia sedang mencangkul di sawah bersama kakeknya. Pada awal penemuan hanya ditemukan batu andesit polos berukuran 40 meter persegi, tetapi setiap mencangkul ditemukan batu lebih banyak lagi. Selain itu juga ditemukan sepuluh buah patung, antara lain Durga, Ganesha, Kinara Kinari, dan nandi.

Arca-arca tersebut berukuran satu meteran. Arca-arca tersebut kini disimpan di Museum Ronggowarsito Semarang.

Saat ditemukan, batu-batu candi dalam keadaan bubrah karena terkena longsoran tanah. Pada 1952 Dinas Purbakala menyusun sebuah candi dari reruntuhan tersebut.

Dalam perkembangannya, pada 2006, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah menyusun lagi sebuah candi yang ukurannya lebih kecil dari yang pertama. Di tempat ini ditemukan 9 titik fondasi candi, tetapi saat ini baru 4 candi saja yang sudah selesai direkonstruksi. Candi ini pun sudah diruwat oleh Parisada Hindhu Dharma Indonesia.

Candi Ngempon adalah salah satu yang tak banyak diketahui oleh masyarakat karena namanya yang tak pernah muncul ke permukaan layaknya Candi Prambanan ataupun Candi Borobudur yang sudah terkenal. Hanya orang orang tertentu yang mengenal dan mengetahui Candi Ngempon seperti masyarakat sekitar Desa Ngempon dan orang orang yang datang untuk kepentingan agama.

Maka, dari itu penulis tertarik untuk meneliti Candi Ngempon terutama tentang sejarah dan perkembangan Candi Ngempon dari masa Hindu-Buddha sampai sekarang.

Dengan minimnya sumber mengenai candi Ngempon, selain mendorong siswa SMA Negeri 1 Bergas  juga bisa meningkatkan semangat belajar sembari menikmati wisata sejarah. Juga mendorng kemampuan mereka untuk menganalisis suatu bukti peninggalan sejarah.

Menganalisis suatu peninggalan sejarah bukan suatu yang mudah tentunya, diperlukan penalaran, dan tentunya prosedur tertentu.

Dengan begitu, selain untuk meningkatkan seangat siswa ketika mereka melakukan proses pembelajaran tersebut, tanpa sadar akan merangsang tingkat berpikir kritis mereka.

Piaget memaparkan bahwa berpikir kritis adalah keterampilan setiap individu dalam menggunakan strategi berpikir dalam menganalisis argumen dan memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yang benar dan rasional.

Sejarah merupakan mata pelajaran yang fungsinya menumbuh kembangkan cara berpikir kritis bagi setiap peserta didik. Pembelajaran sejarah adalah wahana bagi setiap peserta didik untuk berpikir jauh lebih kritis, mampu memahami makna atau nilai dari setiap peristiwa yang pernah terjadi, bukan sekadar mengingat tokoh, fakta, dan tahun kejadian.

Esensi terpenting, dalam setiap peristiwa sejarah yang pernah terjadi, peserta didik diharapkan mampu untuk mengambil nilai-nilai positif yang patut untuk diteladani.

Dengan kata lain, belajar sejarah bisa menyenangkan dan memberikan banyak manfaat bagi siswa. Sebagai guru sejarah, penulis menyarankan kepada guru sejarah lainnya, agar terus membawa sejarah menjadi pelajaran yang menyenangkan, karena kembali lagi pelajaran sejarah adalah pelajaran yang sangat penting bagi kelangsuangan gegerasi bangsa.

Penulis: Girindra Yudha Bhuwana

Praktisi Pendidikan

Another Article

This article have

0 Comment

Leave a Comment